I. KEBENARAN SEJARAH
Fakta sejaran bahwa Yesus Kristus pernah hidup di dunia ini tak dapat disangkal. Segenap upaya membuktikan bahwa itu tidak benar selama 200tahun silam gagal total. Kenyataan bukan hanya bahwa seluruh Perjanjian Baru (PB) disusun berdasarkan Kristus yang benar hidup, tapi lahirnya dan berkembangnya gereja bahkan perjalanan sejarah dunia sejak 19 abad yang lalu, tak dapat diterangkan terlepas dari realitas sejarah tentang Kristus yang hidup, mati dan bangkit kembali.
Bahwa sumber-sumber data di luar Alkitab dari abad pertama sesudah pelayanan Kristus hanya sedikit menyinggung mengenai Dia, hal itu adalah lumrah. Agama Kristen adalah salah satu dari sekian agama yang alhir di negeri timur wilayah dunia Romawi pada kedua abad pertama. Perihal agama itu sedikit sekali yang menarik para ahli sejarah bangsa-bangsa. Tetapi sesudah agama Kristen bertikai dengan negara, agama itu penting disebut terutama pada kurun waktu itu, dan penulis-penulis non-Kristen pertama yang menyinggungnya berkaitan dengan pertikaian itu menyebut Kristus adalah pendiri agama Kristen (Tacitus, Annals 15.44; Suetonius,Claudius 25, [/i]Nero[/i] 16; Plinius, Epistles 10.96).
Di luar berita dalam tulisan Yosefus (Antiquities of the Jews 18.64), yang sangat diragukan dan sudah pasti banyak ditambah dengan sisipan, tak pernah Yesus disebut langsung dalam tulisan-tulisan Yahudi yang non-Kristen pada zaman itu. Penyebabnya ialah rasa permusuhan dan dendam yang sellau timbul jika pemimpin-pemimpin Yahudi pada zaman itu teringat kepada Yesus. Tetapi secara tak langsung ada rujukan kepada Yesus dalam tulisan-tulisan rabbi terdahulu, yang menyebut Yesus adalah orang durhaka Israel dan yang mempraktekkan sihir, yang mencemooh kata-kata orang bijak, menuntut orang tersesat, datang untuk menambahi Hukum Taurat, yang mati digantung pada hari sebelum Hari Raya Paskah orang Yahudi, dan yang murid-muridNya menyembuhkan orang sakit dalam namaNya. Kita dapat mengenal Kristus di belakang gambaran ini.
Pada abad-abad pertama Masehi, tak seorangpun gembong musuh agama Kristen yang menyangkal bahwa Yesus hidup dan mati di Palestina, dan bahwa Dia melakukan mujizat-mujizat – tak menjadi doal, keterangan apapun yang mereka berikan tentang kekuasaan yang Dia gunakan untuk melakukannya. Dan pada masa kini tak seorangpun ahli sejarah yang obyektif menyangkal fakta sejarah mengenai Kristus. Bukanlah ahli sejarah bila bermain-main dengan khayalan suatu ‘dongeng Kristus’. Tidak hanya kematianNya saja, tapi kebangkitanNya juga harus dihitung masuk realitas sejarah yang paling teduh dan sahih.
II. SUMBER-SUMBER
Mengenai keterangan terperinci peri-kehidupan Kristus, kita mutlak bergantung pada PB. Seperti sudah dikatakan, tidak banyak yang diharapkan dari penelitian atas kepustakaan Yahudi atau non-Yahudi dari dekade awal tahun Masehi, dan jika kita beralih ke kepustakaan Kristen di luar Alkitab dari zaman yang sama, hanya sedikit yang akan kita yang akan kita dapati disana yang belum disebut dalam PB. Kebanyakan Injil Apokrifa mencolok sebagai hasil khayalan, sehingga – dengan cara yang bertentangan – membantu untuk membuktikan watak sejarah Injil-Injil Kanon, tapi tidak menambah pengetahuan apapun tentang Tuhan Yesus.
Berita Injil bukanlah riwayat hidup dalam arti biasa ungkapan itu. Masing-masing penulis keempat Injil mempunyai tujuan khas dalam menulis Injilnya, dan mereka teliti memilih bahan dari data yang tersedia tentang hidup Tuhan Yesus Kristus. Kendati banayak beda penekanan peri segi-segi tertentu hidup Yesus, keempat Injil itu memberitakan Kristus yang satu dan sama adalah Tuhan dan Juruselamat, Anak Manusia sejati dan Anak Tunggal Allah.
Karena keempat Injil bukanlah riwayat hidup biasa, tapi pengumuman kabar baik mengenai Yesus yang adalah Juruselamat dan Tuhan, maka sukar mencari di dalamnya kronologis yang ketat. Pada pihak lain, tujuan agamawi para penulis tidak menyesatkan mereka untuk mengabaikan watak sejarah hidup Yesus. Seperti jelas dinyatakan dalam kata pendahuluan Injil ketiga, Lukas, para penulis itu benar-benar menyadari betapa mendesak dan perlunya mengumumkan kebenaran tentang kristus. Bagi mereka dan sesama mereka yang seiman kepercayaan pada Kristus adalah soalan hidup dan mati. Karena itu mereka tak dapat mengalaskan iman mereka pada takhayul, dongeng atau legenda. Kepercayaan seperti yang dimiliki generasi Kristen pertama menuntut ketaatan mutlak sampai mati. Kepercayaan seperti itu hanaya dapat didasarkan pada fakta-fakta yang benar-benar meyakinkan. Lagipula, begitu dekat dan hidup hubungan para penulis Injil dengan banyak saksi mata yang sempat mendengar dan melihat sendiri Tuhan Yesus, sehingga para penulis itu mempunyai kesempatan yang khas luar biasa untuk memperoleh bukti-bukti nyata dan sah. Diamping itu, karena fakta-fakta historis itu diperoleh dari begitu banyak saksi mata, maka para penulis Injil tidak berani memberikan keterangan-keterangan fiktif.
Kendati Lukas memasukkan kedalam Injilnya sebagian besar tulisan Markus, dan mungkin Yohanes sudah mengena; baik ketiga Injil Pertama, tapi masing-masing keempat Injil itu merupakan sumber yang berdiri sendiri mengenai hidup Tuhan Yesus. Masing-masing menekankan segi tertentu dari hidup dan pelayanan Kristus – yang satu melebihi yang lain, tapi pada dasarnya kristus yang sama dan yang satu itulah yang kita jumpai dalam keempatnya. Hal itu benar dalam Injil Yohanes, seperti dalam Injil-injil Sinoptik. Injil Yohanes melengkapi yang lain, dan – sebagai hasil perenungan yang bertahun-tahun dan pemikiran yang lebih dalam peri sejarah Injil – Yohanes lebih memusatkan perhatiannya pada ajaran Tuhan Yesus mengenai diriNya sebagai Anak Allah. Tapi Yohanes tidak memberitakan Kristus yang lain dari Kristus yang diberitakan oleh ketiga penulis Injil terdahulu.
Ringkasnya, sumber paling jitu dan paling terpercaya untuk memperoleh informasi tentang hidup Yesus Kristus adalah keempat Injil Kanon. Kendati bagian PB lainnya tidak menambah rincian informasi atas peri kehidupan Yesus yang disajikan dalam Kitab-kitab Injil, Penting diperhatikan bahwa Kitab Kisah Para Rasul, Surat-surat dan Wahyu semuanya disusun berdasarkan fakta bahwa Yesus hidup, mengajar, menderita kematian dan menang atas maut seperti diceritakan oleh Kitab-kitab Injil. Beberapa surat dalam PB ditulis awal tahun 50M (atau sedikit lebih dini(, umpamanya 1 dan 2 Tesalonika dan Galatia, dan mungkin Yakobus – ditulis kira-kira 20tahun kemudian dari tanggal penyaliban Kristus).
Selanjutnya, mengingat kenyataan bahwa salah seorang penulis PB, yakni Paulus, yang begitu kejinya menganiaya pengikut Kristus, tapi yang bertobat kemudian tahun 32M atau 33M, juga surat Yakobus ditulis oleh saudara Tuhan Yesus, maka dapatlah kita bayangkan betapa dekatnya hubungan masa hidup Tuhan Yesus di bumi ini (tahun 4sM – 30M) dengan generasi masyarakat Kristen yang pada masa hidup mereka dokumen-dokumen asli PB ditulis.
Ringkasan yang diberikan Paulus tentang pemberitaan para rasul dalam 1 Korintus 15:1-8 penting sekali :
15:1 Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri.
15:2 Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu -- kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya.
15:3 Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci,
15:4 bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;
15:5 bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya.
15:6 Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal.
15:7 Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul.
15:8 Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
Dalam bagian ini Paulus tidak hanya memberitakan Injil yang satu dan sama dengan yang diberitakan keempat Kitab Injil, tetapi ia juga menyatakan betapa dekatnya hubungan gereja Kristen perdana, para rasul dan saksi-saksi mata lainnya dengan hidup Tuhan Yesus. Maka tidaklah mengherankan menjumpai bahwa keempat Kitab Injil, kendati dengan perbedaan-perbedaan penekanan dan keberbagaian perincian informasi, toh keempatnya memberikan berita Kristus yang sama yang datang untuk mencari dan menyelamatkan orang yang hilang. Tuhan yang datang dari Allah, yang kepadaNya telah diberikan segala kuasa di Sorga dan di bumi (Matius 11:27; 28:18; Markus 1:11; 8:29; Lukas 1:32,35; 2:11; 9:35; 10:22; Yohanes 1:1; 20:28, dll).
Justru sesudah mengalami kecaman-kecaman tajam dan bertubi-tubi lebih dari satu abad, sifat kesahihan dan ketegaran keempat Injil Kanon untuk dipercayai makin mantap dan teguh dari sebelumnya. Teori – satu demi satu, juga aliran aliran pemikiran yang sambung-menyambung yang meragukan kesahihan keempat Injil untuk dipercayai, rontok berguguran. Kendati Kitab-kitab Injil memang bungkam tentang banyak rincian perihal hidup Yesus, keempat Injil saling mengukuhkan dan melengkapi, menyajikan semua fakta mengenai Yesus Kristus yang perlu kita ketahui, supaya kita mempercayai Dia adalah ‘Mesias, Anak Allah dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namaNya’ (Yohanes 20:31)
III. UNIK
Ditinjau dari berbagai sudut hidup Tuhan Yesus adalah unik. Satu dari keunikan itu ialah hidupNya adalah kegenapan nubuat-nubuat khusus yang dinubuatkan ratusan tahun sebelum kelahiranNya. Yesus sendiri, umpamanya, beberapa kali mengatakan kepada murid-muridNya bahwa Dia harus menderita, mati dan bangkit dari antara orang mati sesuai Kitab Suci (Bandingkan Lukas 18:31-34). Sesudah kebangkitanNya, Ia menjelaskan bahwa hidupNya, kematianNya dan kebangkitanNYa menggenapi semua yang tertulis dalam Kitab Suci (Lukas 24:25-27, 44-48 ).
Dalam tuturan Petrus, Stefanus dan Paulus yang tertulis dalam Kitab Kisah Para Rasul dan hampir semua kitabd dalam PB, berulang kali diumumkan bahwa hidup, penderitaan, kematian dan kenaikan Tuhan Yesus adalah penggenapan janji-janji Allah dalam PL. Tak ada satupun dalam sejarah dunia yang dapat dibandingkan dengan ketepatan fakta, bahwa ratusan tahun sebelum Yesus lahir, ada banyak hal mengenai Dia – bahkan tempat kelahiranNya (Mikha 5:2) – sudah di-pra-ucapkan dan dicatat dalam kitab-kitab PL. Dan ditinjau dari berbagai sudut – mulai dari ia dikandung secara supra-alami sampai peristiwa kenaikanNya ke Sorga – hidupNya adalah khas dan unik. Hanya didalam hidup Dia tampak kepada kita Allah yang menjadi manusia. Sementara hidup semua pendiri agama lainnya mengungkapkan kepada kita orang-orang yang mencari kebenaran dan berusaha memahami hakikat agama, hidup Yesus Kristus menyatakan Allah Pengasih dan Penegak keadilan yang berprakarsa menyelamatkan umat manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa.
Semua klaim Yesus mengenai diriNya, bahwa Dia adalah Anak-Allah yang kekal dibernarkan oleh hidupNya, kematianNya, kebangkitanNya dan kenaikanNya yang penuh kejayaan. Ia memang khas dan unik diantara segenap umat manusia.
IV : MASA-MASA TERPENTING
Kendati tidak ada kitab yang menyusun riwayat hidup Yesus Kristus secara kronologis, keempat Injil menyajikan cukup bahan yang memungkinkan kita menunjuk masa-masa penting dalam hidupNya :
A. KelahiranNya yang supra alami.
Para penulis Injil beroleh kesempatan luar biasa untuk menyelidiki kebenaran tentang kelahiran Yesus Kristus. Lepas dari kenyataan bahwa Maria, ibu Yesus, diserahkan dalam pengasuhan murid yang paling akrab kepada Yesus (lihat Yohanes 19:26-27), baiklah diingat bahwa Yakobus, saudara Yesus, beberapa tahun menjadi salah seorang pemimpin jemaat Yerusalem. Sesudah kebangkitan dan kenaikan Yesus, Maria dan anak-anaknya tidak lagi meragukan ke-Tuhan-an Yesus. Mereka hidup dalam persekutuan yang akrab dengan sesama mereka, seiman di jemaat Yerusalem (lihat Kisah 1:14).
Ketika Lukas menyertai Paulus ke Yerusalem tahun 56 atau 57M, salah seorang yang dikunjungi ialah Yakobus, saudara Yesus (Kisah 21:17-18 ). Waktu itu – sesuai pendahuluan Injilnya – Lukas sudah memebri perhatian besar pada fakta-fakta yang berkaitan dengan hidup Tuhan Yesus. Apakah Lukas bertemu dengan Maria tidaklah diberitakan, tapi pasti kesempatan terbuka lebar baginya untuk memperoleh informasi mengenai kelahiran Tuhan Yesus, teristimewa informasi khusus yang hanya Maria satu-satunya nara-sumber yang otoritatif. Justru sudut pandang dan pengalaman pribadi Maria-lah yang mewarnai dan mendasari laporan Lukas tentang ke-supra-alamian Yesus yang dikandung dan dilahirkan (Lkas 1:26-56; 2:1-51).
Pada pihak lain Matius menyusun laporannya berdasarkan sudut pandang dan pengalaman pribadi Yusuf. Tetapi kedua Injil itu bulat-bulat sepakat bahwa keberadaan dan kehadiran ‘jasadi’ Yesus dalam kandungan Maria tidaklah berasal dari atau oleh bapak manusiawi, melainkan oleh kuasa Roh Kudus dan lahir sebagai Anak Allah (Lukas 1:35; Matius 1:18-24). Persis sesuai kenyataan ini memulai Injilnya ‘Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah …Firman yang telah menajdi mansuia, dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran’ (Yohanes 1:1-14). Selengkapnya silahkan baca artikel INKARNASI.
B. Masa bayi, kanak-kanak dan berjenjang dewasa.
Lukas 2:40,52 melaporkan jelas perkembangan hidup Yesus dari masa kanak-kanak sampai jenjang dewasa berjalan seperti biasa tapi sempurna. Setiap segi kehidupan ideal manusia sempurna seperti yang dikehendaki Allah terwujud nyata dalam hidup Yesus. Kendati Dia hidup ditengah-tengah keluarga sederhana bersama Maria, Yusuf dan beberapa adikNya lelaki dan perempuan, hidupNya seluruhnya selaras dengan kehendak Allah (Lukas 2:52). Dan sejak usia anak-anak (Lukas 2:49) nampaknya ia sudah sadar bahwa Dia adalah Anak Allah dalam arti yang khas.
Dari Lukas 2:46-47 jelas pula bahwa sejak usia anak-anak Ia sudah mempelajari kitab-kitab PL secara mendalam. Dan kendati mungkin Yusuf meninggal pada usia muda, sehingga Yesus harus bekerja keras sebagai tukang-kayu untuk memenuhi kebutuhan keluargaNya (Matius 13:55-56), Ia menyediakan cukup waktu memahami Kitab Suci dan berdoa.
Memang ada sedikit infomasi tentang masa kanak-kanak Yesus, dan kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari Kitab-kitab Injil mengenai hidupNya dalam hal pertumbuhan fisik, mental dan rohani menuju kedewasaan penuh, tapi diluar itu PB tidak mencatat masa kehidupan Yesus dari umur 12 tahun, sehingga muncul banyak rekaan-rekaan yang mengatakan bahkan Yesus ke India dan sebagainya. Mengenai hal tersebut silahkan ada baca artikel ini :
[url=http://www.sarapanpagi.org/viewtopic.php?p=101#101]THE LOST YEARS OF JESUS:
DIMANA YESUS BERADA KETIKA BERUSIA 12-30 TAHUN?[/url]
C. Babtisan dan Pencobaan
Pada usia + 30tahunYesus dibabtis oleh Nabi Yahya (Yohanes Pembabtis), dan pada saat itu pula Ia sudah meninggalkan kampung halamanNya di Nazareth. Pada saat setelah Babtisan, Yesus menerima dimuka umum tigas ke-Mesias-anNya sebagai Anak Allah dan Juruselamat, yang sekalipun Dia sendiri tidak berdosa (2 Korintus 5:21), memikul hukuman dosa umat manusia.
Allah Bapa membenarkan dan mensahihkan tindakan AnakNya, yang dalam kesadaran penuh menyamakan diriNya dengan orang berdosa. Pembenaran dan pensahihan itu dinyatakan dengan turunnya Roh Kudus ‘dalam wujud burung merpati’ dan suara dari Langit ‘Engkau inilah Anakku yang Kukasihi, kepadaMu Aku berkenan’ (Lukas 3:22 – terj. Lama). Pernyataan ini – yang menghubungkan Mazmur 2:7 dengan Yesaya 42:1 – mengenal Dia adalah Mesias, tapi itu berarti Dia wajib menggenapi panggilan kemesiasanNya dalam citra Hamba YHVH yang taat dan menderita sengsara.
Dengan keyakinan demikian dalam hatiNya, Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun Yudea untuk dicobai Iblis (Matius 4:1). Guna membuktikan kelaikan dan kesanggupanNya menjadi Juruselamat manusia, Dia harus membuktikan dulu ketaatanNya secara mutlak dan tanpa syarat kepada BapaNya, juga kuasa keperkasaanNya mengalahkan penggoda ulung itu. Peristiwa pencobaan ini mencolok dibandingkan peristiwa kejatuhan ke dalam dosa pada Kitab Kejadian pasal 3; disana Adam dan Hawa menyerah terhadap pencobaan kendati mereka hidup dalam keadaan paling menguntungkan. Padahal, disini, Yesus menang berjaya kendati Ia dicobai dalam keadaanNya yang paling buruk dan mengerikan. Setelah 40 hari di padang gurun terus menerus dieckam ketegangan fisik dan spiritual, Iblis mengerahkan segenap kemampuan dan kelicikannya menipu, untuk mendesak Yesus mencobai BapaNya, atau, menolak melakukan misi-Nya sesuai yang digariskan dalam seruan dari langit, seperti yang dikehendaki BapaNya bagi Dia. Tapi Yesus mematahkan cobaan itu betapapun lihainya dan halusnya cobaan itu. Yesus tetap taat tak tergoyahkan kepada kehendak BapaNya. Yesus bangkit berjaya dari pertarungan spiritual itu sebagai Anak Allah yang taat dan Hamba yang setia (Matius 4:1,11; Markus 1:12-13; Lukas 4:1-13).
D. Awal pelayananNya terhadap masyarakat umum
Setelah berjaya mematahkan semua serangan Iblis, Yesus memulai tahap pertama pelayananNya terhadap masyarakat umum secara terbuka, memanggil murid-muridNya yang pertama (Yohanes 1:35-51), menyatakan kuasa ke-Allah-an-Nya dengan mengubah air menjadi Anggur (Yohanes 2:1-11), melakukan mujizat-mujizat (Yohanes 2:23 dab), mengajarkan kepada Nikodemus seorang Farisi tentang kebenaran-kebenaran rohani yang revolusioner, melayankan keselamatan bahkan kepada orang Samaria yang dimata orang Yahudi adalah hina (Yohanes 4:1-42).
Tahapan pelayananNya ini dipersiapkan Nabi Yahya (Yohanes Pembabtis), dan mencapai puncaknya tatkala beberapa orang Samaria mengakui, “Kami tahu, bahwa Dia-lah benar-benar Juruselamat dunia” (Yohanes 4:42).
G. Permusuhan yang memuncak
Setelah yesus menyatakan diriNya kepada murid-muridNya, dan murid-murid itu mengenal Dia adalah benar-benar Anak Allah (Matius 17:1-13; Markus 9:2-10; Lukas 9:18-20), maka Dia mempersiapkan mereka lebih terarah dari sebelumnya untuk mengemban tugas mereka di hari depan sebagai jajaran fondasi gerejaNya. Dia mengajarkan kebenaran kepada mereka, baik langsung atau berupa perumpamaan, da ia melanjutkan menyatakan kuasa keilahianNya dan otoritasNya dengan menyembuhkan orang sakit (Lukas 14:1-6; 17:11-19), orang buta (Markus 10:46-53) dan menanggulangi beban hidup orang-orang yang tersiksa ditekan penderitaan.
Para penguasa Yahudi dan para pemimpin agama Yahudi makin keras dan gencar menentang Dia (Lukas 14:1b). Cara dan jalan apa saja ditempuh untuk menjerat Dia, menghancurkan pengaruhNya yang terus meningkat atas masyarakat banyak, dan alasan terus dicari-cari untuk menyeret Dia ke tangan penguasa Roma untuk dihukum mati (Matius 19:1-3; Lukas 11:53-54). Semua peringatan serius yang Dia tunjukkan kepada penentangNya, semua ajaranNya yang punya daya gudah dan yang dimaksudkan untuk mengubah hati mereka, semua karyaNya menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati (Yohanes 11:41-45), hanya mempertajam kebencian orang Farisi, ahli Taurat dan para pemimpin Yahudi terhadap Dia (Yohans 11:46-53).
Fakta sejaran bahwa Yesus Kristus pernah hidup di dunia ini tak dapat disangkal. Segenap upaya membuktikan bahwa itu tidak benar selama 200tahun silam gagal total. Kenyataan bukan hanya bahwa seluruh Perjanjian Baru (PB) disusun berdasarkan Kristus yang benar hidup, tapi lahirnya dan berkembangnya gereja bahkan perjalanan sejarah dunia sejak 19 abad yang lalu, tak dapat diterangkan terlepas dari realitas sejarah tentang Kristus yang hidup, mati dan bangkit kembali.
Bahwa sumber-sumber data di luar Alkitab dari abad pertama sesudah pelayanan Kristus hanya sedikit menyinggung mengenai Dia, hal itu adalah lumrah. Agama Kristen adalah salah satu dari sekian agama yang alhir di negeri timur wilayah dunia Romawi pada kedua abad pertama. Perihal agama itu sedikit sekali yang menarik para ahli sejarah bangsa-bangsa. Tetapi sesudah agama Kristen bertikai dengan negara, agama itu penting disebut terutama pada kurun waktu itu, dan penulis-penulis non-Kristen pertama yang menyinggungnya berkaitan dengan pertikaian itu menyebut Kristus adalah pendiri agama Kristen (Tacitus, Annals 15.44; Suetonius,Claudius 25, [/i]Nero[/i] 16; Plinius, Epistles 10.96).
Di luar berita dalam tulisan Yosefus (Antiquities of the Jews 18.64), yang sangat diragukan dan sudah pasti banyak ditambah dengan sisipan, tak pernah Yesus disebut langsung dalam tulisan-tulisan Yahudi yang non-Kristen pada zaman itu. Penyebabnya ialah rasa permusuhan dan dendam yang sellau timbul jika pemimpin-pemimpin Yahudi pada zaman itu teringat kepada Yesus. Tetapi secara tak langsung ada rujukan kepada Yesus dalam tulisan-tulisan rabbi terdahulu, yang menyebut Yesus adalah orang durhaka Israel dan yang mempraktekkan sihir, yang mencemooh kata-kata orang bijak, menuntut orang tersesat, datang untuk menambahi Hukum Taurat, yang mati digantung pada hari sebelum Hari Raya Paskah orang Yahudi, dan yang murid-muridNya menyembuhkan orang sakit dalam namaNya. Kita dapat mengenal Kristus di belakang gambaran ini.
Pada abad-abad pertama Masehi, tak seorangpun gembong musuh agama Kristen yang menyangkal bahwa Yesus hidup dan mati di Palestina, dan bahwa Dia melakukan mujizat-mujizat – tak menjadi doal, keterangan apapun yang mereka berikan tentang kekuasaan yang Dia gunakan untuk melakukannya. Dan pada masa kini tak seorangpun ahli sejarah yang obyektif menyangkal fakta sejarah mengenai Kristus. Bukanlah ahli sejarah bila bermain-main dengan khayalan suatu ‘dongeng Kristus’. Tidak hanya kematianNya saja, tapi kebangkitanNya juga harus dihitung masuk realitas sejarah yang paling teduh dan sahih.
II. SUMBER-SUMBER
Mengenai keterangan terperinci peri-kehidupan Kristus, kita mutlak bergantung pada PB. Seperti sudah dikatakan, tidak banyak yang diharapkan dari penelitian atas kepustakaan Yahudi atau non-Yahudi dari dekade awal tahun Masehi, dan jika kita beralih ke kepustakaan Kristen di luar Alkitab dari zaman yang sama, hanya sedikit yang akan kita yang akan kita dapati disana yang belum disebut dalam PB. Kebanyakan Injil Apokrifa mencolok sebagai hasil khayalan, sehingga – dengan cara yang bertentangan – membantu untuk membuktikan watak sejarah Injil-Injil Kanon, tapi tidak menambah pengetahuan apapun tentang Tuhan Yesus.
Berita Injil bukanlah riwayat hidup dalam arti biasa ungkapan itu. Masing-masing penulis keempat Injil mempunyai tujuan khas dalam menulis Injilnya, dan mereka teliti memilih bahan dari data yang tersedia tentang hidup Tuhan Yesus Kristus. Kendati banayak beda penekanan peri segi-segi tertentu hidup Yesus, keempat Injil itu memberitakan Kristus yang satu dan sama adalah Tuhan dan Juruselamat, Anak Manusia sejati dan Anak Tunggal Allah.
Karena keempat Injil bukanlah riwayat hidup biasa, tapi pengumuman kabar baik mengenai Yesus yang adalah Juruselamat dan Tuhan, maka sukar mencari di dalamnya kronologis yang ketat. Pada pihak lain, tujuan agamawi para penulis tidak menyesatkan mereka untuk mengabaikan watak sejarah hidup Yesus. Seperti jelas dinyatakan dalam kata pendahuluan Injil ketiga, Lukas, para penulis itu benar-benar menyadari betapa mendesak dan perlunya mengumumkan kebenaran tentang kristus. Bagi mereka dan sesama mereka yang seiman kepercayaan pada Kristus adalah soalan hidup dan mati. Karena itu mereka tak dapat mengalaskan iman mereka pada takhayul, dongeng atau legenda. Kepercayaan seperti yang dimiliki generasi Kristen pertama menuntut ketaatan mutlak sampai mati. Kepercayaan seperti itu hanaya dapat didasarkan pada fakta-fakta yang benar-benar meyakinkan. Lagipula, begitu dekat dan hidup hubungan para penulis Injil dengan banyak saksi mata yang sempat mendengar dan melihat sendiri Tuhan Yesus, sehingga para penulis itu mempunyai kesempatan yang khas luar biasa untuk memperoleh bukti-bukti nyata dan sah. Diamping itu, karena fakta-fakta historis itu diperoleh dari begitu banyak saksi mata, maka para penulis Injil tidak berani memberikan keterangan-keterangan fiktif.
Kendati Lukas memasukkan kedalam Injilnya sebagian besar tulisan Markus, dan mungkin Yohanes sudah mengena; baik ketiga Injil Pertama, tapi masing-masing keempat Injil itu merupakan sumber yang berdiri sendiri mengenai hidup Tuhan Yesus. Masing-masing menekankan segi tertentu dari hidup dan pelayanan Kristus – yang satu melebihi yang lain, tapi pada dasarnya kristus yang sama dan yang satu itulah yang kita jumpai dalam keempatnya. Hal itu benar dalam Injil Yohanes, seperti dalam Injil-injil Sinoptik. Injil Yohanes melengkapi yang lain, dan – sebagai hasil perenungan yang bertahun-tahun dan pemikiran yang lebih dalam peri sejarah Injil – Yohanes lebih memusatkan perhatiannya pada ajaran Tuhan Yesus mengenai diriNya sebagai Anak Allah. Tapi Yohanes tidak memberitakan Kristus yang lain dari Kristus yang diberitakan oleh ketiga penulis Injil terdahulu.
Ringkasnya, sumber paling jitu dan paling terpercaya untuk memperoleh informasi tentang hidup Yesus Kristus adalah keempat Injil Kanon. Kendati bagian PB lainnya tidak menambah rincian informasi atas peri kehidupan Yesus yang disajikan dalam Kitab-kitab Injil, Penting diperhatikan bahwa Kitab Kisah Para Rasul, Surat-surat dan Wahyu semuanya disusun berdasarkan fakta bahwa Yesus hidup, mengajar, menderita kematian dan menang atas maut seperti diceritakan oleh Kitab-kitab Injil. Beberapa surat dalam PB ditulis awal tahun 50M (atau sedikit lebih dini(, umpamanya 1 dan 2 Tesalonika dan Galatia, dan mungkin Yakobus – ditulis kira-kira 20tahun kemudian dari tanggal penyaliban Kristus).
Selanjutnya, mengingat kenyataan bahwa salah seorang penulis PB, yakni Paulus, yang begitu kejinya menganiaya pengikut Kristus, tapi yang bertobat kemudian tahun 32M atau 33M, juga surat Yakobus ditulis oleh saudara Tuhan Yesus, maka dapatlah kita bayangkan betapa dekatnya hubungan masa hidup Tuhan Yesus di bumi ini (tahun 4sM – 30M) dengan generasi masyarakat Kristen yang pada masa hidup mereka dokumen-dokumen asli PB ditulis.
Ringkasan yang diberikan Paulus tentang pemberitaan para rasul dalam 1 Korintus 15:1-8 penting sekali :
15:1 Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri.
15:2 Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu -- kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya.
15:3 Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci,
15:4 bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;
15:5 bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya.
15:6 Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal.
15:7 Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul.
15:8 Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.
Dalam bagian ini Paulus tidak hanya memberitakan Injil yang satu dan sama dengan yang diberitakan keempat Kitab Injil, tetapi ia juga menyatakan betapa dekatnya hubungan gereja Kristen perdana, para rasul dan saksi-saksi mata lainnya dengan hidup Tuhan Yesus. Maka tidaklah mengherankan menjumpai bahwa keempat Kitab Injil, kendati dengan perbedaan-perbedaan penekanan dan keberbagaian perincian informasi, toh keempatnya memberikan berita Kristus yang sama yang datang untuk mencari dan menyelamatkan orang yang hilang. Tuhan yang datang dari Allah, yang kepadaNya telah diberikan segala kuasa di Sorga dan di bumi (Matius 11:27; 28:18; Markus 1:11; 8:29; Lukas 1:32,35; 2:11; 9:35; 10:22; Yohanes 1:1; 20:28, dll).
Justru sesudah mengalami kecaman-kecaman tajam dan bertubi-tubi lebih dari satu abad, sifat kesahihan dan ketegaran keempat Injil Kanon untuk dipercayai makin mantap dan teguh dari sebelumnya. Teori – satu demi satu, juga aliran aliran pemikiran yang sambung-menyambung yang meragukan kesahihan keempat Injil untuk dipercayai, rontok berguguran. Kendati Kitab-kitab Injil memang bungkam tentang banyak rincian perihal hidup Yesus, keempat Injil saling mengukuhkan dan melengkapi, menyajikan semua fakta mengenai Yesus Kristus yang perlu kita ketahui, supaya kita mempercayai Dia adalah ‘Mesias, Anak Allah dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam namaNya’ (Yohanes 20:31)
III. UNIK
Ditinjau dari berbagai sudut hidup Tuhan Yesus adalah unik. Satu dari keunikan itu ialah hidupNya adalah kegenapan nubuat-nubuat khusus yang dinubuatkan ratusan tahun sebelum kelahiranNya. Yesus sendiri, umpamanya, beberapa kali mengatakan kepada murid-muridNya bahwa Dia harus menderita, mati dan bangkit dari antara orang mati sesuai Kitab Suci (Bandingkan Lukas 18:31-34). Sesudah kebangkitanNya, Ia menjelaskan bahwa hidupNya, kematianNya dan kebangkitanNYa menggenapi semua yang tertulis dalam Kitab Suci (Lukas 24:25-27, 44-48 ).
Dalam tuturan Petrus, Stefanus dan Paulus yang tertulis dalam Kitab Kisah Para Rasul dan hampir semua kitabd dalam PB, berulang kali diumumkan bahwa hidup, penderitaan, kematian dan kenaikan Tuhan Yesus adalah penggenapan janji-janji Allah dalam PL. Tak ada satupun dalam sejarah dunia yang dapat dibandingkan dengan ketepatan fakta, bahwa ratusan tahun sebelum Yesus lahir, ada banyak hal mengenai Dia – bahkan tempat kelahiranNya (Mikha 5:2) – sudah di-pra-ucapkan dan dicatat dalam kitab-kitab PL. Dan ditinjau dari berbagai sudut – mulai dari ia dikandung secara supra-alami sampai peristiwa kenaikanNya ke Sorga – hidupNya adalah khas dan unik. Hanya didalam hidup Dia tampak kepada kita Allah yang menjadi manusia. Sementara hidup semua pendiri agama lainnya mengungkapkan kepada kita orang-orang yang mencari kebenaran dan berusaha memahami hakikat agama, hidup Yesus Kristus menyatakan Allah Pengasih dan Penegak keadilan yang berprakarsa menyelamatkan umat manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa.
Semua klaim Yesus mengenai diriNya, bahwa Dia adalah Anak-Allah yang kekal dibernarkan oleh hidupNya, kematianNya, kebangkitanNya dan kenaikanNya yang penuh kejayaan. Ia memang khas dan unik diantara segenap umat manusia.
IV : MASA-MASA TERPENTING
Kendati tidak ada kitab yang menyusun riwayat hidup Yesus Kristus secara kronologis, keempat Injil menyajikan cukup bahan yang memungkinkan kita menunjuk masa-masa penting dalam hidupNya :
A. KelahiranNya yang supra alami.
Para penulis Injil beroleh kesempatan luar biasa untuk menyelidiki kebenaran tentang kelahiran Yesus Kristus. Lepas dari kenyataan bahwa Maria, ibu Yesus, diserahkan dalam pengasuhan murid yang paling akrab kepada Yesus (lihat Yohanes 19:26-27), baiklah diingat bahwa Yakobus, saudara Yesus, beberapa tahun menjadi salah seorang pemimpin jemaat Yerusalem. Sesudah kebangkitan dan kenaikan Yesus, Maria dan anak-anaknya tidak lagi meragukan ke-Tuhan-an Yesus. Mereka hidup dalam persekutuan yang akrab dengan sesama mereka, seiman di jemaat Yerusalem (lihat Kisah 1:14).
Ketika Lukas menyertai Paulus ke Yerusalem tahun 56 atau 57M, salah seorang yang dikunjungi ialah Yakobus, saudara Yesus (Kisah 21:17-18 ). Waktu itu – sesuai pendahuluan Injilnya – Lukas sudah memebri perhatian besar pada fakta-fakta yang berkaitan dengan hidup Tuhan Yesus. Apakah Lukas bertemu dengan Maria tidaklah diberitakan, tapi pasti kesempatan terbuka lebar baginya untuk memperoleh informasi mengenai kelahiran Tuhan Yesus, teristimewa informasi khusus yang hanya Maria satu-satunya nara-sumber yang otoritatif. Justru sudut pandang dan pengalaman pribadi Maria-lah yang mewarnai dan mendasari laporan Lukas tentang ke-supra-alamian Yesus yang dikandung dan dilahirkan (Lkas 1:26-56; 2:1-51).
Pada pihak lain Matius menyusun laporannya berdasarkan sudut pandang dan pengalaman pribadi Yusuf. Tetapi kedua Injil itu bulat-bulat sepakat bahwa keberadaan dan kehadiran ‘jasadi’ Yesus dalam kandungan Maria tidaklah berasal dari atau oleh bapak manusiawi, melainkan oleh kuasa Roh Kudus dan lahir sebagai Anak Allah (Lukas 1:35; Matius 1:18-24). Persis sesuai kenyataan ini memulai Injilnya ‘Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah …Firman yang telah menajdi mansuia, dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran’ (Yohanes 1:1-14). Selengkapnya silahkan baca artikel INKARNASI.
B. Masa bayi, kanak-kanak dan berjenjang dewasa.
Lukas 2:40,52 melaporkan jelas perkembangan hidup Yesus dari masa kanak-kanak sampai jenjang dewasa berjalan seperti biasa tapi sempurna. Setiap segi kehidupan ideal manusia sempurna seperti yang dikehendaki Allah terwujud nyata dalam hidup Yesus. Kendati Dia hidup ditengah-tengah keluarga sederhana bersama Maria, Yusuf dan beberapa adikNya lelaki dan perempuan, hidupNya seluruhnya selaras dengan kehendak Allah (Lukas 2:52). Dan sejak usia anak-anak (Lukas 2:49) nampaknya ia sudah sadar bahwa Dia adalah Anak Allah dalam arti yang khas.
Dari Lukas 2:46-47 jelas pula bahwa sejak usia anak-anak Ia sudah mempelajari kitab-kitab PL secara mendalam. Dan kendati mungkin Yusuf meninggal pada usia muda, sehingga Yesus harus bekerja keras sebagai tukang-kayu untuk memenuhi kebutuhan keluargaNya (Matius 13:55-56), Ia menyediakan cukup waktu memahami Kitab Suci dan berdoa.
Memang ada sedikit infomasi tentang masa kanak-kanak Yesus, dan kesimpulan-kesimpulan yang dapat ditarik dari Kitab-kitab Injil mengenai hidupNya dalam hal pertumbuhan fisik, mental dan rohani menuju kedewasaan penuh, tapi diluar itu PB tidak mencatat masa kehidupan Yesus dari umur 12 tahun, sehingga muncul banyak rekaan-rekaan yang mengatakan bahkan Yesus ke India dan sebagainya. Mengenai hal tersebut silahkan ada baca artikel ini :
[url=http://www.sarapanpagi.org/viewtopic.php?p=101#101]THE LOST YEARS OF JESUS:
DIMANA YESUS BERADA KETIKA BERUSIA 12-30 TAHUN?[/url]
C. Babtisan dan Pencobaan
Pada usia + 30tahunYesus dibabtis oleh Nabi Yahya (Yohanes Pembabtis), dan pada saat itu pula Ia sudah meninggalkan kampung halamanNya di Nazareth. Pada saat setelah Babtisan, Yesus menerima dimuka umum tigas ke-Mesias-anNya sebagai Anak Allah dan Juruselamat, yang sekalipun Dia sendiri tidak berdosa (2 Korintus 5:21), memikul hukuman dosa umat manusia.
Allah Bapa membenarkan dan mensahihkan tindakan AnakNya, yang dalam kesadaran penuh menyamakan diriNya dengan orang berdosa. Pembenaran dan pensahihan itu dinyatakan dengan turunnya Roh Kudus ‘dalam wujud burung merpati’ dan suara dari Langit ‘Engkau inilah Anakku yang Kukasihi, kepadaMu Aku berkenan’ (Lukas 3:22 – terj. Lama). Pernyataan ini – yang menghubungkan Mazmur 2:7 dengan Yesaya 42:1 – mengenal Dia adalah Mesias, tapi itu berarti Dia wajib menggenapi panggilan kemesiasanNya dalam citra Hamba YHVH yang taat dan menderita sengsara.
Dengan keyakinan demikian dalam hatiNya, Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun Yudea untuk dicobai Iblis (Matius 4:1). Guna membuktikan kelaikan dan kesanggupanNya menjadi Juruselamat manusia, Dia harus membuktikan dulu ketaatanNya secara mutlak dan tanpa syarat kepada BapaNya, juga kuasa keperkasaanNya mengalahkan penggoda ulung itu. Peristiwa pencobaan ini mencolok dibandingkan peristiwa kejatuhan ke dalam dosa pada Kitab Kejadian pasal 3; disana Adam dan Hawa menyerah terhadap pencobaan kendati mereka hidup dalam keadaan paling menguntungkan. Padahal, disini, Yesus menang berjaya kendati Ia dicobai dalam keadaanNya yang paling buruk dan mengerikan. Setelah 40 hari di padang gurun terus menerus dieckam ketegangan fisik dan spiritual, Iblis mengerahkan segenap kemampuan dan kelicikannya menipu, untuk mendesak Yesus mencobai BapaNya, atau, menolak melakukan misi-Nya sesuai yang digariskan dalam seruan dari langit, seperti yang dikehendaki BapaNya bagi Dia. Tapi Yesus mematahkan cobaan itu betapapun lihainya dan halusnya cobaan itu. Yesus tetap taat tak tergoyahkan kepada kehendak BapaNya. Yesus bangkit berjaya dari pertarungan spiritual itu sebagai Anak Allah yang taat dan Hamba yang setia (Matius 4:1,11; Markus 1:12-13; Lukas 4:1-13).
D. Awal pelayananNya terhadap masyarakat umum
Setelah berjaya mematahkan semua serangan Iblis, Yesus memulai tahap pertama pelayananNya terhadap masyarakat umum secara terbuka, memanggil murid-muridNya yang pertama (Yohanes 1:35-51), menyatakan kuasa ke-Allah-an-Nya dengan mengubah air menjadi Anggur (Yohanes 2:1-11), melakukan mujizat-mujizat (Yohanes 2:23 dab), mengajarkan kepada Nikodemus seorang Farisi tentang kebenaran-kebenaran rohani yang revolusioner, melayankan keselamatan bahkan kepada orang Samaria yang dimata orang Yahudi adalah hina (Yohanes 4:1-42).
Tahapan pelayananNya ini dipersiapkan Nabi Yahya (Yohanes Pembabtis), dan mencapai puncaknya tatkala beberapa orang Samaria mengakui, “Kami tahu, bahwa Dia-lah benar-benar Juruselamat dunia” (Yohanes 4:42).
E. Pelayanan dan ajaran berpusat di Galilea
Penahanan Nabi Yahya menjadi tanda bagi Yesus untuk memulai pelayananNya di Galilea , dengan pengunuman “Waktunya telah tiba, Kerajaan Allah sudah dekat” (Markus 1:14 dab). Saat Ia menyatakan di Sinagoge Nazareth bahwa Dia-lah yang menggenapi janji-janji mengenai Mesias, Dia ditolak oleh masyarakat sekampungNya itu (Lukas 4:16 dab). Lalu Ia menjadikan Kapernaum markas besarNya. Ia bekerja dan mengajar di Kapernaum dan daerah-daerah lain kira-kira 1 tahun (Matius 4:12-14:13; Markus 1:14- 6:34; Lukas 4:14-9:11; Yohanes 4:46-54 dst), sambil menyatakan kuasa keilahianNya atas alam (Markus 4”35-41; 6:34-51 dst), atas badan manusia dan atas penyakit badani dan rohani (Matius 8:1-17; 9:1-8 dst), bahkan atas hidup dan kematian (Lukas 7:11-17; Matius 8:18-26), Selanjutnya Ia menyatakan memiliki otoritas final atas nasip akhir dan kekal umat manusia. Dalam Khotbah di Bukit dan ajaran-ajaranNya yang lain, Ia menyatakan otoritasNya yang khas memberitakan undang-undang Kerajaan Allah (Matius 5:1-7:29 dst).
Sementara Ia menyatakan keunggulan otoritasNya sebagai Mesias, pada periode ini Ia menyatakan kasihNya dan keprihatinanNya terhadap orang-orang yang tertindas secara badani dan rohani (Matius 9:1-8, 18:22; Lukas 8:43-48 dst). Berulang kali Ia menyatakan bahwa Dia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang, dan Ia melakukan hak khas ilahi mengampuni dosa (Lukas 5:20-26; 7:48-50). Ia memilih 12 orang diantara pengikutNya untuk menjadi murid khusus bagiNya (Matius 10:1-4; Lukas 6:12-16), yang secara sistematis diajar dan dilatih olehNya menjadi rasul-rasul.
Otoritas Yesus mengajar begitu mencolok dan khas. Dia begitu tegar tak goyah sedikitpun menghadapi para penentangNya dari kalangan Yahudi dan Farisi. Mujizat-mujizat penyembuhan yang Dia perbuat dan manifestasi-manifestasi lainnya menyatakan kuasaNya atas alam (Lukas 4:33-41; Markus 5:1-42 dst). Semuanya itu membuat Dia sangat terkenal dan dikagumi masyarakat di seluruh galilea (Lukas 4:40-42; 5:15, 26; 6:17-19). Ketenaran ini mencapai puncaknya pada mujizat memberi makan 5000 orang (Matius 14:13-21; Markus 6:30-44; Lukas 9:10-17; Yohanes 6:5-13). Peristiwa ini, yang begitu gamblang membuktikan kemesiasanNya mencorong orang banyak untuk menobatkan Dia menjadi raja (Yohanes 6:15).
Penahanan Nabi Yahya menjadi tanda bagi Yesus untuk memulai pelayananNya di Galilea , dengan pengunuman “Waktunya telah tiba, Kerajaan Allah sudah dekat” (Markus 1:14 dab). Saat Ia menyatakan di Sinagoge Nazareth bahwa Dia-lah yang menggenapi janji-janji mengenai Mesias, Dia ditolak oleh masyarakat sekampungNya itu (Lukas 4:16 dab). Lalu Ia menjadikan Kapernaum markas besarNya. Ia bekerja dan mengajar di Kapernaum dan daerah-daerah lain kira-kira 1 tahun (Matius 4:12-14:13; Markus 1:14- 6:34; Lukas 4:14-9:11; Yohanes 4:46-54 dst), sambil menyatakan kuasa keilahianNya atas alam (Markus 4”35-41; 6:34-51 dst), atas badan manusia dan atas penyakit badani dan rohani (Matius 8:1-17; 9:1-8 dst), bahkan atas hidup dan kematian (Lukas 7:11-17; Matius 8:18-26), Selanjutnya Ia menyatakan memiliki otoritas final atas nasip akhir dan kekal umat manusia. Dalam Khotbah di Bukit dan ajaran-ajaranNya yang lain, Ia menyatakan otoritasNya yang khas memberitakan undang-undang Kerajaan Allah (Matius 5:1-7:29 dst).
Sementara Ia menyatakan keunggulan otoritasNya sebagai Mesias, pada periode ini Ia menyatakan kasihNya dan keprihatinanNya terhadap orang-orang yang tertindas secara badani dan rohani (Matius 9:1-8, 18:22; Lukas 8:43-48 dst). Berulang kali Ia menyatakan bahwa Dia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang, dan Ia melakukan hak khas ilahi mengampuni dosa (Lukas 5:20-26; 7:48-50). Ia memilih 12 orang diantara pengikutNya untuk menjadi murid khusus bagiNya (Matius 10:1-4; Lukas 6:12-16), yang secara sistematis diajar dan dilatih olehNya menjadi rasul-rasul.
Otoritas Yesus mengajar begitu mencolok dan khas. Dia begitu tegar tak goyah sedikitpun menghadapi para penentangNya dari kalangan Yahudi dan Farisi. Mujizat-mujizat penyembuhan yang Dia perbuat dan manifestasi-manifestasi lainnya menyatakan kuasaNya atas alam (Lukas 4:33-41; Markus 5:1-42 dst). Semuanya itu membuat Dia sangat terkenal dan dikagumi masyarakat di seluruh galilea (Lukas 4:40-42; 5:15, 26; 6:17-19). Ketenaran ini mencapai puncaknya pada mujizat memberi makan 5000 orang (Matius 14:13-21; Markus 6:30-44; Lukas 9:10-17; Yohanes 6:5-13). Peristiwa ini, yang begitu gamblang membuktikan kemesiasanNya mencorong orang banyak untuk menobatkan Dia menjadi raja (Yohanes 6:15).
F. Dua belas orang dilatih
Karena Yesus menolak dinobatkan menjadi Mesias duniawi (Yohanes 6:26-27) massa bahkan jumlah terbesar muridNya dalam arti lebih luas (Yohanes 6:66-67) meninggalkan Dia. Lalu Yesus memasuki wilayah Tirus, Sidon dan Kaisarea Filipi (Matius 15:21; 16:13; Markus 7:31 dsb) dan melayani disana. Ketika Yesus berkunjung lagi ke daerah sekitar danau Galilea, Ia menyembuhkan dan benolong banyak penderita yang tertekan jiwa, dan untuk kedua kalinya Ia membuat mujizat memberi makan banyak orang (Matius 15:29-39).
Kemudian Ia membawa murid-muridNya menyendiri ke tempat yang sepi. Lalu Ia mengajukan pertanyaan pelik “Siapakah Aku ini?” (Matius 16:15). Petrus mewakili semua rasul menjawab tegas “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup” (Matius 16:16). Sejak itu Yesus mulai mempersiapkan murid-muridNya untuk menghadapi pukulan dahsyat yang akan menimpa mereka di yerusalem (Matius 16:21-26). Tapi ketika itu juga dengan jelas dan berulang-kali Ia mengajarkan pada akhirnya kemenangan akan menjadi milik Dia (Matius 16:27-28), karena itu pengikutNya tidak perlu takut (Lukas 12:4-12; 32-34).
Puncak pernyataan diri Yesus kepada murid-muridNya terjadi saat Ia dipermuliakan di atas gunung, pada saat mana Ia nampak dalam kemuliaan Ilahi kepada tiga orang muridNya yang paling akrab (Matius 17:1-13, Markus 9:2-10; Lukas 9:28-36). Karena Dia datang untuk menggenapi hukum Taurat maupun Nabi-nabi, Maka Musa (yang menggambarkan hukum Taurat) dan Elia (yang mewakili para nabi) nampak bersama-sama Dia dalam permuliaan itu, sebelum Dia pada akhirnya memulai perjalananNya menuju Yerusalem menanggung derita maut untuk menyelamatkan umat manusia. Sekali lagi suara Allah dari langit menyatakan Yesus adalah AnakNya yang terpilih, kepadaNya semua orang wajib menyimak dan patuh (Lukas 9:35).
Karena Yesus menolak dinobatkan menjadi Mesias duniawi (Yohanes 6:26-27) massa bahkan jumlah terbesar muridNya dalam arti lebih luas (Yohanes 6:66-67) meninggalkan Dia. Lalu Yesus memasuki wilayah Tirus, Sidon dan Kaisarea Filipi (Matius 15:21; 16:13; Markus 7:31 dsb) dan melayani disana. Ketika Yesus berkunjung lagi ke daerah sekitar danau Galilea, Ia menyembuhkan dan benolong banyak penderita yang tertekan jiwa, dan untuk kedua kalinya Ia membuat mujizat memberi makan banyak orang (Matius 15:29-39).
Kemudian Ia membawa murid-muridNya menyendiri ke tempat yang sepi. Lalu Ia mengajukan pertanyaan pelik “Siapakah Aku ini?” (Matius 16:15). Petrus mewakili semua rasul menjawab tegas “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup” (Matius 16:16). Sejak itu Yesus mulai mempersiapkan murid-muridNya untuk menghadapi pukulan dahsyat yang akan menimpa mereka di yerusalem (Matius 16:21-26). Tapi ketika itu juga dengan jelas dan berulang-kali Ia mengajarkan pada akhirnya kemenangan akan menjadi milik Dia (Matius 16:27-28), karena itu pengikutNya tidak perlu takut (Lukas 12:4-12; 32-34).
Puncak pernyataan diri Yesus kepada murid-muridNya terjadi saat Ia dipermuliakan di atas gunung, pada saat mana Ia nampak dalam kemuliaan Ilahi kepada tiga orang muridNya yang paling akrab (Matius 17:1-13, Markus 9:2-10; Lukas 9:28-36). Karena Dia datang untuk menggenapi hukum Taurat maupun Nabi-nabi, Maka Musa (yang menggambarkan hukum Taurat) dan Elia (yang mewakili para nabi) nampak bersama-sama Dia dalam permuliaan itu, sebelum Dia pada akhirnya memulai perjalananNya menuju Yerusalem menanggung derita maut untuk menyelamatkan umat manusia. Sekali lagi suara Allah dari langit menyatakan Yesus adalah AnakNya yang terpilih, kepadaNya semua orang wajib menyimak dan patuh (Lukas 9:35).
G. Permusuhan yang memuncak
Setelah yesus menyatakan diriNya kepada murid-muridNya, dan murid-murid itu mengenal Dia adalah benar-benar Anak Allah (Matius 17:1-13; Markus 9:2-10; Lukas 9:18-20), maka Dia mempersiapkan mereka lebih terarah dari sebelumnya untuk mengemban tugas mereka di hari depan sebagai jajaran fondasi gerejaNya. Dia mengajarkan kebenaran kepada mereka, baik langsung atau berupa perumpamaan, da ia melanjutkan menyatakan kuasa keilahianNya dan otoritasNya dengan menyembuhkan orang sakit (Lukas 14:1-6; 17:11-19), orang buta (Markus 10:46-53) dan menanggulangi beban hidup orang-orang yang tersiksa ditekan penderitaan.
Para penguasa Yahudi dan para pemimpin agama Yahudi makin keras dan gencar menentang Dia (Lukas 14:1b). Cara dan jalan apa saja ditempuh untuk menjerat Dia, menghancurkan pengaruhNya yang terus meningkat atas masyarakat banyak, dan alasan terus dicari-cari untuk menyeret Dia ke tangan penguasa Roma untuk dihukum mati (Matius 19:1-3; Lukas 11:53-54). Semua peringatan serius yang Dia tunjukkan kepada penentangNya, semua ajaranNya yang punya daya gudah dan yang dimaksudkan untuk mengubah hati mereka, semua karyaNya menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati (Yohanes 11:41-45), hanya mempertajam kebencian orang Farisi, ahli Taurat dan para pemimpin Yahudi terhadap Dia (Yohans 11:46-53).
H. Minggu terakhir di Yerusalem
Setelah Yesus dengan terang-terangan sebagai Mesias memasuki Yerusalem, diarak dan dielu-elukan orang banyak yang bersorak-sorai (Markus 11:1-10; Yohanes 12:12-19 dst), Ia mengusir para penukar uang dan pedagang binatang korban dari pelataran luar Bait Suci. Dengan demikian Ia memperluhatkan kekuasaanNya sebagai Mesias (Lukas 19:45-46; Matius 21:12-16) Akhir hidupNya sekarang makin dekat. Dengan gamblang Ia menelanjangi kemunafikan orang-orang yang memburu-buru Dia (Matius 21:33-34; 22:1-14; Markus 12:1-12; Lukas 20:9-47), menubuatkan apa yang akan menimpa orang Yahudi, Yerusalem dan Bait Suci (Lukas 21:20-24). Ia mempersiapkan pengikutNya perihal bahaya yang telah siap menanti mereka (Lukas 21:9-19 dst), memberi tahu apa yang telah tersedia bagi dunia dan gereja (Lukas 21:25-27) dan menubuatkan bahwa sejarah dunia akan mencapai puncaknya kelak pda saat Ia dalam kemuliaan datang lagi untuk menyatakan kuasa ke-Allah-an-Nya atas semua kuat kuasa kegelapan, dan untuk mulai menegakkan kerajaanNya yang kekal (Matius 24:29-31; 25:31-46).
Malam menjelang penderitaanNya, dan sebagai upaya terakhir mempersiapkan para rasul mengemban tugas besar yang menanti mereka, Yesus membasuk kaki murid-muridNya itu (Yohanes 13:1-11), mengajarkan kepada mereka pelajaran yang sangat penting tentang kerendahan hati (Yohanes 13:12-17; Lukas 22:24-30) dan memberitahukan kepada Yudas akan mengkianati Dia (Markus 14:18-21; Yohanes 13:21-30). Kemudian Ia menetapkan Perjamuan Kudus (Matius 26:26-29 dst) dan akhirnya Ia mendoakan kepada pengikutNya (Yohanes 17:1-26).
Lalu di Getsemani Ia menyerahkan diriNya mutlak seutuhnya untuk yang terakhir kalinya kepada kehendak BapaNya (Matius 26:39-46 dst). Setelah menimpakan atas diriNya segenap kesalahan umat manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa, dengan ikhlas Ia membiarkan diriNya ditangkap, disiksa, dijatuhi hukuman yang salah dan disalibkan. penderitaanNya sebagai korban tebusan dosa mencapai puncaknya di kayu salib, menjelang akhir tiga jam gulita saat Ia berseru “AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46). Telah Ia kemukakan kepada murid-muridNya bahwa Ia datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang (Matius 26:28; Markus 10:45 dst). Setelah dengan sukarela Ia mempersembahkan diriNya sebagai Anak Domba Allah (Yohanes 1:29; 10:11-18 ), tugasNya tuntas seutuhnya. Lalu Ia menyerahkan nyawaNya kedalam tangan BapaNya dengan seru kemenangan “Sudah selesai!” (Yohanes 18:30).
Setelah Yesus dengan terang-terangan sebagai Mesias memasuki Yerusalem, diarak dan dielu-elukan orang banyak yang bersorak-sorai (Markus 11:1-10; Yohanes 12:12-19 dst), Ia mengusir para penukar uang dan pedagang binatang korban dari pelataran luar Bait Suci. Dengan demikian Ia memperluhatkan kekuasaanNya sebagai Mesias (Lukas 19:45-46; Matius 21:12-16) Akhir hidupNya sekarang makin dekat. Dengan gamblang Ia menelanjangi kemunafikan orang-orang yang memburu-buru Dia (Matius 21:33-34; 22:1-14; Markus 12:1-12; Lukas 20:9-47), menubuatkan apa yang akan menimpa orang Yahudi, Yerusalem dan Bait Suci (Lukas 21:20-24). Ia mempersiapkan pengikutNya perihal bahaya yang telah siap menanti mereka (Lukas 21:9-19 dst), memberi tahu apa yang telah tersedia bagi dunia dan gereja (Lukas 21:25-27) dan menubuatkan bahwa sejarah dunia akan mencapai puncaknya kelak pda saat Ia dalam kemuliaan datang lagi untuk menyatakan kuasa ke-Allah-an-Nya atas semua kuat kuasa kegelapan, dan untuk mulai menegakkan kerajaanNya yang kekal (Matius 24:29-31; 25:31-46).
Malam menjelang penderitaanNya, dan sebagai upaya terakhir mempersiapkan para rasul mengemban tugas besar yang menanti mereka, Yesus membasuk kaki murid-muridNya itu (Yohanes 13:1-11), mengajarkan kepada mereka pelajaran yang sangat penting tentang kerendahan hati (Yohanes 13:12-17; Lukas 22:24-30) dan memberitahukan kepada Yudas akan mengkianati Dia (Markus 14:18-21; Yohanes 13:21-30). Kemudian Ia menetapkan Perjamuan Kudus (Matius 26:26-29 dst) dan akhirnya Ia mendoakan kepada pengikutNya (Yohanes 17:1-26).
Lalu di Getsemani Ia menyerahkan diriNya mutlak seutuhnya untuk yang terakhir kalinya kepada kehendak BapaNya (Matius 26:39-46 dst). Setelah menimpakan atas diriNya segenap kesalahan umat manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa, dengan ikhlas Ia membiarkan diriNya ditangkap, disiksa, dijatuhi hukuman yang salah dan disalibkan. penderitaanNya sebagai korban tebusan dosa mencapai puncaknya di kayu salib, menjelang akhir tiga jam gulita saat Ia berseru “AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46). Telah Ia kemukakan kepada murid-muridNya bahwa Ia datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang (Matius 26:28; Markus 10:45 dst). Setelah dengan sukarela Ia mempersembahkan diriNya sebagai Anak Domba Allah (Yohanes 1:29; 10:11-18 ), tugasNya tuntas seutuhnya. Lalu Ia menyerahkan nyawaNya kedalam tangan BapaNya dengan seru kemenangan “Sudah selesai!” (Yohanes 18:30).
I. Penguburan, kebangkitan dan kenaikan
Setelah Yesus mati, Ia tidak lagi dibawah kuasa musuh-musuhNya. Mayat Yesus diturunkan dari kayu salib (Lukas 23:50-53) dan dikuburkan di kuburan baru dalam suatu kebun. JanjiNya akan bangkit dari antara orang mati segera digenapi. Sebagai Kristus yang bangkit dan Tuhan yang hisup, Ia membasmi ketakutan dan kebimbangan hati pengikutNya (Lukas 24:13-49; Yohanes 20:11-21:22). Pada kurun waktu 40hari, Ia berulang-ulang menampakkan diriNya kepada mereka, membuka hati mereka supaya mengerti kitab suci PL, menjadikan akan mengutus Roh Kudus untuk menghibur, memimpin dan memberi kuasa kepada mereka bertindak sebagai saksiNya mulai dari yerusalem sampau ke ujung bumi (Kisah 1:8).
Setelah sekali lagi Ia meyakinkan mereka bahwa segala kuasa di Sorga dan di Bumi telah diberikan kepadaNya (Matius 28:18 ), Ia menugasi mereka untuk menjadikan semua bangsa muridNya (Matius 28:19). Lalu Ia berjanji akan senantiasa menyertai mereka, bahkan sampai akhir zaman (Matius 28:20), dan Ia pun terangkat ke Sorga – sambil mengangkat tanganNya memberkati mereka (Lukas 24:50).
Dengan demikian, hidup Yesus sebagai Manusia diantara manusia di bumi ini, pada akhirnya menang berjaya. Klaim para rasul sangat tepat menyimpulkan pelayanan Yesus ke bumi “Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus” (Kisah 2:36).
Kepustakaan :
H Anderson, Jesus anda Christian Origins, 1964
O Borchert, The Original Jesus
FC Conybeare, The Historic Jesus
Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Jilid 2 Halaman 603.
Setelah Yesus mati, Ia tidak lagi dibawah kuasa musuh-musuhNya. Mayat Yesus diturunkan dari kayu salib (Lukas 23:50-53) dan dikuburkan di kuburan baru dalam suatu kebun. JanjiNya akan bangkit dari antara orang mati segera digenapi. Sebagai Kristus yang bangkit dan Tuhan yang hisup, Ia membasmi ketakutan dan kebimbangan hati pengikutNya (Lukas 24:13-49; Yohanes 20:11-21:22). Pada kurun waktu 40hari, Ia berulang-ulang menampakkan diriNya kepada mereka, membuka hati mereka supaya mengerti kitab suci PL, menjadikan akan mengutus Roh Kudus untuk menghibur, memimpin dan memberi kuasa kepada mereka bertindak sebagai saksiNya mulai dari yerusalem sampau ke ujung bumi (Kisah 1:8).
Setelah sekali lagi Ia meyakinkan mereka bahwa segala kuasa di Sorga dan di Bumi telah diberikan kepadaNya (Matius 28:18 ), Ia menugasi mereka untuk menjadikan semua bangsa muridNya (Matius 28:19). Lalu Ia berjanji akan senantiasa menyertai mereka, bahkan sampai akhir zaman (Matius 28:20), dan Ia pun terangkat ke Sorga – sambil mengangkat tanganNya memberkati mereka (Lukas 24:50).
Dengan demikian, hidup Yesus sebagai Manusia diantara manusia di bumi ini, pada akhirnya menang berjaya. Klaim para rasul sangat tepat menyimpulkan pelayanan Yesus ke bumi “Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus” (Kisah 2:36).
Kepustakaan :
H Anderson, Jesus anda Christian Origins, 1964
O Borchert, The Original Jesus
FC Conybeare, The Historic Jesus
Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Jilid 2 Halaman 603.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar